Surabaya,Warnakotanews com
Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya menerima hibah pembangunan dari Pemerintah Kota Surabaya, total ada Rp 3,5 miliar yang diterima korps adhyaksa yang ada di Jalan Sukomanunggal ini. Hibah tersebut berupa bangunan di beberapa titik gedung Kejari Surabaya.
Salah satu anggaran pembangunan taman Integritas senilai 200 juta . yang di bangun tahun 2023 , saat itu kepala Kejari Surabaya Danang Suryo Wibowo SH LMm
dalam laporan analisa dan evaluasi pada awak media menyampaikan dana hibah yang diterima pihaknya tidak berupa uang tunai melainkan berupa bangunan.
“Jadi kita ajukan ke Pemkot Surabaya, kebutuhan kita apa. Soal tekhnis pembangunan itu Pemkot yang melakukan, kita terimanya berupa hibah bangunan,” ujar Danang, Senin (2/1/2023) Tahun lalu .
sayang Taman senilai Rp 200 juta tersebut ambruk yang berdiri sebuah patung
Dewi,Sehingga Pemandangan Taman Tesebut Kurang Sempurna Keindahannya , patung yang seorang perempuan ( Dewi ) dengan Mata yang tertutup, Timbangan dan Pedang.yang mempunyai makna yakni
Dewi, Wujud keadilan dilambangkan dengan sosok wanita yang notabene adalah makhluk yang dipenuhi dengan nurani yang luhur, yang secara filosofis mempunyai perasaan yang halus, sifat yang mencintai keindahan dan kelembutan. Hukum tidak perlu ditakuti karena sesungguhnya hukum itu memiliki sifat memelihara dengan nurani kemanusiaan.
Mata yang Tertutup, dengan kedua mata yang ditutup jelas pandangan kita akan menjadi gelap dan tidak bisa melihat wujud didepan kita. Hukum adalah tempat dimana keadilan itu dicari karena makna dari mata yang tertutup adalah hukum tidak membedakan siapa yang berbuat. Dimata hukum yang tertutup semua orang mempunyai hak yang sama dan diperlakukan sama tanpa ada perbedaan.
Timbangan, sebelah tangan dari dewi yang matanya tertutup ini mengangkat timbangan yang seimbang. Maknanya adalah hukum tidak pernah memihak, setiap perbuatan akan ditimbang berat ringannya sebelum hukuman dijatuhkan. Tidak ada si kaya dan si miskin atau penguasa dan rakyat kecil semuanya apabila melakukan perbuatan melawan hukum akan mendapatkan perlakuan yang adil sesuai timbangan perbuatan yang dilakukan.
Pedang, pedang yang diturunkan kebawah bukan menggambarkan kalau hukum mengancam kebawah tapi filosofi dari lambang ini adalah pedang yang diturunkan bermakna bahwa hukum bukan alat untuk membunuh, pedang akan terhunus apabila diperlukan sebagai obat terakhir (Ultimum Remedium) dan tidak digunakan sebagai pencegahan awal (Premium Remedium).
Jelas simbol dewi keadilan telah menjawab pertanyaan-pertanyan diawal mengenai dimana wujud keadilan? Mengapa keadilan sangat susah dicari di negeri ini? Keadilan memihak kepada siapa? mengapa keadilan hanya tajam kebawah dan tumpul keatas?.
Sayang Ambruknya patung yang terbuat dari perunggu tersebut disebabkan apa dari masih penuh tanda tanya ?.
Hingga berita ini di beritakan , Pihak Kasi Intel Kejari Surabaya , Saat Dikonfirmasi melalui Whats App dengan nomor 081333XXXXX belum bisa menjawab .* Red